Friday 25 December 2015

Biasanya saat mau masuk ke bulan sura atau 1 muharram akan banyak diadakan acara ritual-ritual suranan yaitu seperti larungan atau sedekah laut. karena alasan ini, jalan-jalan kali ini tujuan wisatanya adalah pantai srandil dan selok untuk melihat secara langsung acara ritual tersebut.
setelah melalui kesepakatan kami berlima berangkat sore hari sebelum malam 1 sura menuju ke pantai srandil dan memutuskan berkemah atau kemping di lokasi biar lebih santai waktunya untuk menikmati acara tersebut
dengan memakai sepeda motor kita berangkat melalui jalur purwokerto - patikraja - kebasen - sampang - sikampuh - adipala - karang benda - srandil sesampainya di lokasi sudah menjelang waktu maghrib kita hanya sebentar menikmati sunset di pantai srandil kemudian dilajutkan ke pantai selok karena di sana lebih banyak fasilitas seperti warung makan, toilet, musholla maupun tempat parkir.

kita berhenti di sebuah warung makan untuk makan malam mengisi perut yang sudah keroncongan dari tadi sambil mengobrol dengan pemilik warung. ternyata setelah bertanya kita baru mengetahui bahwa acara larungan / sedekah laut di adakannya 2 hari lagi pas malam jumat tetapi karena sudah terlanjur akhirnya kita tetap menginap di pantai selok ini.

kita mendirikan tenda kurang lebih 100 meter dari bibir pantai. karena tenda yang ukuran kecil hanya muat 3 orang jadi bergantian untuk berjaga. pada waktu giliran jaga kita iseng jalan-jalan di pantai malam hari melihat nelayan yang sedang menjala ikan selain itu banyak orang-orang yang sedang melakukan ritual-ritual dengan tujuan-tujuan tertentu seperti pesugihan kekayaan atau jabatan. terlihat banyak dupa-dupa yang ditanam di bibir pantai dengan aromanya yang khas.
terlihat dari bibir pantai terangnya lampu PLTU Bunton dengan tower atau cerobongnya yang menjulang tinggi dan gunung atau bukit selok yang berdiri kokoh.

setelah puas melihat suasana pantai kita dikejutkan kedatangan keamanan setempat yang menyarankan kita agar tidak berkemah di pantai karena ketinggian ombak saat pasang tidak bisa diprediksi. dengan sedikit negoisasi akhirnya kita diperbolehkan tetap berkemah asal tetap waspada bila sewaktu-waktu ombak pasang naik.

waktu malam pun berlalu berganti dengan terbitnya matahari dari ufuk timur. tidak mensia-siakan waktu terbitnya matahari atau sunrise kita semua bangun untuk menikmati sunrise walaupun masih mengantuk.
kita berjalan-jalan di sepanjang pantai selok sambil melihat indahnya kemilau laut yang disinari oleh sinar matahari. tak selang berapa lama kita berjalan di tepian pantai kita banyak menemukan buah-buahan, dupa , darah yang dikantong plastik dan ada seonggok bangkai kambing yang telah mati dengan bagian jeroan yang terburai. setelah bertanya ke penduduk sekitar ternyata tadi malam banyak yang melakukan ritual pengorbanan sebagai tumbal sesajen atau syarat pesugihan dengan seekor kambing yang masih sangat muda yang konon ceritanya sangat disukai oleh nyi blorong. ternyata masih saja banyak yang masih percaya dengan melakukan ritual-ritual demikian untuk tujuan pesugihan kekayaan, jabatan dan lain-lain

mengakhiri acara wisata di pantai selok kita mengunjungi salah satu gua yang berada di gunung selok yaitu gua nagaraja. jarak perjalanan dari tempat berkemah ke gua nagaraja kira-kira 200 meter menempuh tepian pantai selok yang mengandung pasir besi. sesampainya di sana nanti akan dikenakan sumbangan sebesar 5 ribu rupiah untuk menelusuri gua nagaraja. di beberapa bagian gua nagaraja akan banyak dijumpai sumber mata air yang menurut kepercayaan berkhasiat atau bertuah untuk kesehatan, kewibawaan, kecantikan awet muda, jodoh, kekayaan. yang cukup menarik adalah sumber mata air atau sendang yang berada di gua nagaraja ini untuk menuju kesana kita harus melewatinya dengan jalan berjongkok dan menyamping karena lubang gua yang sempit dan rendah. sampai di bagian sebelah sendang kita akan melihat seperti tempat pemujaan / bertapa dengan bau kembang, kemenyan, dupa yang menyengat

karena kepercayaan tuah atau khasiat akan mata air sendang ini banyak yang melakukan ritual mandi, minum air sendang, atau sekedar membasuh beberapa bagian tubuh saja. sedangkan pakaian atau basahan untuk mandi banyak yang ditinggalkan di sekitar komplek sendang ini. konon katanya bisa untuk membuang sial sang pemilik pakaian. karena sudah terlanjur masuk di sendang ini dan rasa penasaran kita membasuh muka, tangan dan kaki serta berkumur-kumur air yang berada di sendang ini. ternyata airnya dingin lumayan menyegarkan dan mengurangi rasa kantuk dan lelah.
akhirnya setelah mengunjungi gua nagaraja kita memutuskan kembali pulang ke purwokerto tanpa mengunjungi gua yang ada disebelah gua nagaraja yaitu gua rahayu dan gua ratu karena keterbatasan waktu.

untuk selengkapnya bisa lihat video Jalan-jalan ke Pantai Srandil, Pantai selok dan Gua Nagaraja Adipala Cilacap

VIDEO KEMPING



VIDEO BERBURU SUNRISE DI PANTAI SELOK

















VIDEO BERKUNJUNG KE GUA NAGARAJA


Terima kasih buat yang sudah berkunjung ke blog ini ...

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.

VIDEO TERBARU

Popular Posts