Wednesday 30 September 2015

Melanjutkan perjalanan dari bukit badar watu meja, masih di seputaran kecamatan kebasen kita bertiga menuju ke wisata curug atau gua song dengan menggunakan sepeda motor melaju ke arah sampang dan setelah sampai di perempatan dekat polsek kebasen yang terdapat banyak papan petunjuk arah kita mengambil jalur dengan papan petunjuk ke arah kali salak.
setelah beberapa lama menelusuri jalan aspal di kali salak kita menjumpai lapangan tempat bermain bola warga sekitar, berhubung saat itu hari semakin siang kita memutuskan mampir di warung mie ayam depan lapangan untuk mengisi perut yang sudah lapar. sambil makan kita bertanya arah jalur menuju curug song kepada bapak penjual mie ayam ternyata perjalanan udah semakin dekat tinggal ikuti jalan lurus saja dari lapangan sampai menemukan perempatan kalijimat.
setelah istirahat sejenak sehabis makan kita melanjutkan perjalanan sesuai arahan petunjuk dari bapak penjual mie ayam itu. sampai perempatan kita masuk ke daerah kalijimat yang masih dengan jalan beraspal, kemudian saat masuk ke desa kaliontong jalanan mulai berupa tanah dan bebatuan besar untung saja ban sepeda motor cukup angin kalo gak kemungkinan bisa bocor kalau lewat jalanan berbatu seperti ini. kira - kira ada 200 meter setelah masjid kali ontong barulah kita sampai di sebuah warung dekat jalan menuju arah curug.
dari penjelasan pemilik warung untuk menuju ke curug lumayan jauh ada 2 km dengan berjalan kaki. kemudian kita menitipkan sepeda motor di sebelah warung tersebut yang sudah biasa untuk tempat parkir pengunjung yang mau ke curug song dengan biaya retribusi 2000 rupiah / motor.

untuk menuju ke curug atau gua song lumayan cukup melelahkan karena track yang kita lalui berupa jalan setapak yang kadang menanjak dengan kanan kirinya diapit hutan pinus dan jati serta sungai yang mengarah ke arah curug.

kita berjalan sambil menghapalkan jalan agar saat pulang tidak tersesat karena minimnya petunjuk arah menuju curug  masalahnya kadang kita harus melintasi ke seberang sungai dan ada persimpangan jalan yang harus kita lalui. pemandangan bukit dengan pepohonan, gemericik air di bebatuan sungai yang apik akan sering kita temui sepanjang perjalanan.
setelah beberapa lama kita berjalan sampailah kita di jalan setapak di
mana kita bisa melihat dari kejauhan gua song dengan air terjun di sebelah kanannya , kemudian kita menuruni ke arah sungai melewati bebatuan ke arah seberang yang di sana terdapat air terjun kecil seperti sendang dengan airnya jernih berwarna kehijauan, setelah melewati bebatuan sungai dari arah sendang, barulah ada jalan setapak lagi yang langsung menuju ke arah curug sekitar 20 meter.


Dan akhirnya dengan perjalanan yang cukup melelahkan sampailah kita di curug song di bawah sebuah cerukan tebing yang mirip dengan gua yang di sebelahnya  terdapat air terjun dengan ketinggian sekitar 50 meter. mungkin karena musim kemarau curug song airnya kurang deras tetapi tidak mengurangi keindahannya. hal yang sedikit mengganggu di curug atau gua song ini adalah bau kotoran kelelawar tercium lumayan menyengat kemudian coretan coretan tulisan di batu-batu maupun sampah-sampah bekas makanan dan minuman tampak berserakan yang berasal dari pengunjung yang kurang bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan di sekitar curug ini.
setelah menikmati dan mengabadikan keindahan curug song ini dengan kamera di smartphone kitapun beranjak pulang dengan melewati jalan saat kita berangkat tadi menuju ke tempat parkir untuk kembali ke kota purwokerto tercinta.

itulah sedikit cerita saat kita jalan-jalan ke gua dan curug song desa kaliontong kecamatan kebasen Banyumas untuk lebih jelasnya bisa melihat video di bawah ini.
terima kasih sudah berkunjung ke blog ku ditunggu komen dan jangan lupa subscribe ya ...




Friday 18 September 2015

Wisata-wisata alam yang dulu belum terekspose sekarang mulai bermunculan seakan menjadi suatu trend, di daerah banyumas jawa tengah sendiri bagi penikmat sunrise ataupun sunset mulai dimanjakan dengan bermunculan wisata-wisata bukit untuk menikmati terbit maupun tenggelamnya matahari ditambah dengan view pemandangan alam yang indah. dengan bermunculannya lokasi wisata baru dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat sekitar obyek wisata adalah menambah pendapatan dari kontribusi tiket masuk, parkir maupun penjualan makanan dan minuman di warung-warung yang didirikan oleh masyarakat sekitar
Salah satu obyek wisata bukit yang mulai populer atau ngehit setelah bukit tranggulasih adalah bukit watu meja yang berada di desa tumiyang kecamatan kebasen. kepopulerannya memang tidak lepas dari pengaruh sosial media dengan sering diuploadnya foto-foto bukit watu meja di jejaring sosial seperti facebook, twitter, instagram, path dll.
terdorong dari rasa penasaran melihat foto-foto bukit watumeja yang diunggah di jejaring sosial itu. maka aku dengan 2 orang kawan merencanakan untuk mengunjungi ke sana. hari rabu pagi menjadi kesepakatan kita untuk mengunjungi bukit watumeja. persiapan dengan membawa perbekalan dan perlengkapan serta pengecekan kendaraan motor menjadi hal utama untuk jalan-jalan kali ini.
pagi hari sekitar jam 7.30 kita berangkat dari purwokerto dengan menggunakan sepeda motor melewati jalur jalan jenderal sudirman - belok ke sawangan - tanjung - sidabowa - kedung randu - patikraja sampai di perempatan pasar patikraja ambil jalan ke selatan melewati jembatan setelah ada perempatan lagi ambil jalur menuju ke arah sampang. setelah beberapa kilometer barulah kita masuk ke wilayah desa tumiyang kebasen setelah melewati SD atau masjid tumiyang berarti jarak ke jalan masuk bukit sudah mulai dekat. sebenarnya banyak jalan masuk ke obyek wisata batu meja tinggal pilih jalur yang terdekat. saat  itu kita memilih jalur jalan sebelah tugu batas. terpampang jelas papan besar arah petunjuk ke bukit watumeja, memasuki jalan kecil menuju ke tempat parkir kita akan disambut senyuman ramah dan sapaan penduduk setempat yang akan dengan senang hati menunjukkan arah ke lokasi parkir bukit watu meja.
sesampai di lokasi parkir kita diarahkan untuk memarkirkan kendaraan motor kita di depan rumah penduduk, kemudian kita disuruh mengisi buku kunjungan tamu dan menyumbang uang seikhlasnya untuk dapat mengunjungi ke bukit watumeja.
setelah menyelesaikan administrasi barulah kita mulai perjalanan mendaki ke atas bukit watu meja

selama perjalanan kita akan mendaki memasuki hutan dengan pohon pohon
pinus, pohon jati dll. kondisi jalanan yang masih berupa tanah liat dan jurang membuat kita harus ekstra hati-hati dalam melangkah agar tidak terperosok. Setelah 15 menit menempuh perjalanan yang cukup melelahkan dengan jarak 500 meter dengan jalan yang kebanyakan menanjak akhirnya sampai juga di ketinggian bukit watu meja.

di atas bukit watu meja ini kita akan disuguhkan pemandangan alam yang indah dengan hamparan sungai serayu yang berkelok dan lembah yang ada di seberang sungai, jembatan kereta api yang melintas di atas sungai serayu pun menjadi pemandangan apik tersendiri apalagi kalau pas ada kereta api lewat di atas jembatan tersebut. kemudian dari atas bukit ini juga kita bisa melihat batu yang menyerupai meja yang menjadi cikal bakal nama bukit watumeja. untuk para penikmat sunrise dan sunset bisa datang pada saat sebelum fajar

pagi atau sore hari, untuk lebih nyaman mungkin bisa berkemah di sekitar bukit ini.
sambil menikmati pemandangan di bukit, kita menikmati perbekalan yang kita bawa dengan ditemani teh manis yang dipesan dari warung yang berjualan di sekitar bukit.
setelah puas berfoto ria dan mengambil video gambar pemandangan dari atas bukit watumeja akhirnya kita putuskan untuk pulang menuruni bukit melanjutkan jalan-jalan kita ke tempat lainnya yaitu curug dan gua song yang masih di wilayah kecamatan kebasen tepatnya desa kalisalak.



untuk lebih lengkapnya simak video jalan-jalan kita ke bukit watumeja desa tumiyang kecamatan kebasen banyumas

VIA JALUR EXTRIM



VIA JALUR UMUM

Tuesday 1 September 2015

jalan-jalan ini merupakan lanjutan jalan-jalanku bersama seorang kawan di daerah cilacap setelah mengunjungi benteng pendem di kawasan pantai teluk penyu.
untuk menuju pantai pasir putih karang pandan pulau nusa kambangan kami menggunakan jasa perahu motor yang disewakan nelayan dengan tarif pulang-pergi 25 ribu rupiah / orang ... mungkin kalau rombongan bisa negoisasi harga lebih murah untuk sewa perahunya.
setelah menunggu di pantai beberapa saat perahu yang kami pesan datang dari arah pulau nusa kambangan membawa pulang wisatawan yang sudah lebih dulu ke sana.
singkatnya kita sudah di atas perahu menuju ke arah nusa kambangan, debur air laut menyertai perjalanan kita ke sana, sedikit oleng perahu yang kita tumpangi karena pada saat siang itu ombak agak besar tetapi karena di sisi kanan kirinya ada sirip kayu penyeimbang jadi tidak terlalu besar goncangan yang disebabkan oleh ombak.
akhirnya setelah 15 menit perjalanan kita sampai di pantai pasir putih tebeng di pulau nusa kambangan bagian timur,  perahupun ditambatkan dengan dibantu didorong beberapa orang agar perahu tidak terbawa arus laut.
kita turun dari atas perahu menuju ke loket pembelian tiket masuk ke dalam pulau, dengan tarif 5000 rupiah per orang kita bisa menikmati beberapa lokasi wisata dalam pulau seperti gua yakni gua Eyang Wiryalodra dan gua Eyang Nagaraja, benteng karang bolong, pantai karang pandan.
yang sedikit unik ternyata di dalam pulau banyak penjual batu akik dan ada sebuah angkutan odong-odong yang menawarkan jasa mengantar para wisatawan ke arah lokasi wisata dengan tarif 5000 rupiah sekali jalan. karena ingin menikmati suasana di dalam pulau kita memutuskan jalan kaki menuju lokasi wisata.

untuk lokasi wisata pertama yang kita kunjungi adalah benteng karang bolong. dengan melewati sebuah gerbang yang temboknya berbalutkan akar-akar pohon yang menjulang menambah kesan artistik. masuk ke area benteng terlihat beberapa buah meriam-meriam yang digunakan untuk pertahanan pada jaman perang dahulu. saat memasuki lorong-lorong gelap di dalam benteng suasana mistis semakin terasa apalagi waktu sore suasana benteng sangat sepi. dalam benteng banyak terdapat ruangan ruangan dan ada sebuah lubang pengintaian yang menarik untuk dilihat. dari lubang pengintaian kita bisa melihat jelas lautan lepas, kapal-kapal besar dan perahu nelayan yang melintas di sekitar pulau nusa kambangan. setelah puas melihat benteng karang bolong. kita menuju ke arah pantai pasir putih karang pandan, yang berjarak 100 meter dari benteng

menikmati pemandangan lautan lepas yang terhampar luas di pantai karang pandan dengan debur ombak dan angin yang sepoi sepoi serta lembutnya pasir putih sejenak melepaskan kepenatan hari itu. kebetulan saat itu masih ada warung yang buka, untuk mengobati dahaga kita memesan 2 gelas es teh  dari situ kita ngobrol dengan sepasang suami istri pemilik warung yang ternyata kalau saat weekend malamnya mereka menginap di warungnya untuk melayani para pemancing maupun orang-orang yang kemping di sekitar pantai.

karena hari sudah semakin sore saatnya untuk kembali ke pantai tebeng, pada waktu perjalanan kita berkenalan dengan 2 kawan baru dari sebuah klub motor ciamis jawa barat, untuk menyingkat waktu menuju pantai tebeng kita memutuskan naik odong-odong
sambil menunggu perahu yang mengantar pulang, kita bersama kawan baru mengunjungi gua Eyang Wiryalodra dan gua Eyang Nagaraja yang dekat dengan tempat pool perahu. ke dua gua saling berdekatan tetapi belum ada penerangan jadi untuk melihat ke dalam gua harus menggunakan senter. bau kotoran kelelawar terasa menyengat hidung suasana mistis dan lembab membuat kita urung menelusuri gua lebih jauh.
setelah melihat kedua gua tersebut, kita memutuskan untuk kembali ke pool karena perahu yang mengantar kembali ke pantai teluk penyu ternyata sudah siap untuk berangkat.

itulah sedikit cerita jalan-jalan kita ke pantai pasir putih karang pandan dan benteng portugis karang bolong nusa kambangan cilacap

simak video jalan-jalan kita ke pantai pasir putih karang pandan dan benteng portugis karang bolong nusa kambangan cilacap jangan lupa like sama subscribe ya ... thanks sudah berkunjung ke blog ku ini





Powered by Blogger.

VIDEO TERBARU

Popular Posts