Biasanya saat mau masuk ke bulan sura atau 1 muharram akan banyak diadakan acara ritual-ritual suranan yaitu seperti larungan atau sedekah laut. karena alasan ini, jalan-jalan kali ini tujuan wisatanya adalah pantai srandil dan selok untuk melihat secara langsung acara ritual tersebut.
setelah melalui kesepakatan kami berlima berangkat sore hari sebelum malam 1 sura menuju ke pantai srandil dan memutuskan berkemah atau kemping di lokasi biar lebih santai waktunya untuk menikmati acara tersebut
dengan memakai sepeda motor kita berangkat melalui jalur purwokerto - patikraja - kebasen - sampang - sikampuh - adipala - karang benda - srandil sesampainya di lokasi sudah menjelang waktu maghrib kita hanya sebentar menikmati sunset di pantai srandil kemudian dilajutkan ke pantai selok karena di sana lebih banyak fasilitas seperti warung makan, toilet, musholla maupun tempat parkir.
kita berhenti di sebuah warung makan untuk makan malam mengisi perut yang sudah keroncongan dari tadi sambil mengobrol dengan pemilik warung. ternyata setelah bertanya kita baru mengetahui bahwa acara larungan / sedekah laut di adakannya 2 hari lagi pas malam jumat tetapi karena sudah terlanjur akhirnya kita tetap menginap di pantai selok ini.
kita mendirikan tenda kurang lebih 100 meter dari bibir pantai. karena tenda yang ukuran kecil hanya muat 3 orang jadi bergantian untuk berjaga. pada waktu giliran jaga kita iseng jalan-jalan di pantai malam hari melihat nelayan yang sedang menjala ikan selain itu banyak orang-orang yang sedang melakukan ritual-ritual dengan tujuan-tujuan tertentu seperti pesugihan kekayaan atau jabatan. terlihat banyak dupa-dupa yang ditanam di bibir pantai dengan aromanya yang khas.
terlihat dari bibir pantai terangnya lampu PLTU Bunton dengan tower atau cerobongnya yang menjulang tinggi dan gunung atau bukit selok yang berdiri kokoh.
setelah puas melihat suasana pantai kita dikejutkan kedatangan keamanan setempat yang menyarankan kita agar tidak berkemah di pantai karena ketinggian ombak saat pasang tidak bisa diprediksi. dengan sedikit negoisasi akhirnya kita diperbolehkan tetap berkemah asal tetap waspada bila sewaktu-waktu ombak pasang naik.
setelah melalui kesepakatan kami berlima berangkat sore hari sebelum malam 1 sura menuju ke pantai srandil dan memutuskan berkemah atau kemping di lokasi biar lebih santai waktunya untuk menikmati acara tersebut

kita berhenti di sebuah warung makan untuk makan malam mengisi perut yang sudah keroncongan dari tadi sambil mengobrol dengan pemilik warung. ternyata setelah bertanya kita baru mengetahui bahwa acara larungan / sedekah laut di adakannya 2 hari lagi pas malam jumat tetapi karena sudah terlanjur akhirnya kita tetap menginap di pantai selok ini.

terlihat dari bibir pantai terangnya lampu PLTU Bunton dengan tower atau cerobongnya yang menjulang tinggi dan gunung atau bukit selok yang berdiri kokoh.


kita berjalan-jalan di sepanjang pantai selok sambil melihat indahnya kemilau laut yang disinari oleh sinar matahari. tak selang berapa lama kita berjalan di tepian pantai kita banyak menemukan buah-buahan, dupa , darah yang dikantong plastik dan ada seonggok bangkai kambing yang telah mati dengan bagian jeroan yang terburai. setelah bertanya ke penduduk sekitar ternyata tadi malam banyak yang melakukan ritual pengorbanan sebagai tumbal sesajen atau syarat pesugihan dengan seekor kambing yang masih sangat muda yang konon ceritanya sangat disukai oleh nyi blorong. ternyata masih saja banyak yang masih percaya dengan melakukan ritual-ritual demikian untuk tujuan pesugihan kekayaan, jabatan dan lain-lain


akhirnya setelah mengunjungi gua nagaraja kita memutuskan kembali pulang ke purwokerto tanpa mengunjungi gua yang ada disebelah gua nagaraja yaitu gua rahayu dan gua ratu karena keterbatasan waktu.
untuk selengkapnya bisa lihat video Jalan-jalan ke Pantai Srandil, Pantai selok dan Gua Nagaraja Adipala Cilacap
VIDEO KEMPING
VIDEO BERBURU SUNRISE DI PANTAI SELOK
VIDEO BERKUNJUNG KE GUA NAGARAJA
Terima kasih buat yang sudah berkunjung ke blog ini ...
0 komentar:
Post a Comment